Halaman

Senin, 27 Agustus 2012

Nitrit Dalam Bayam , Amankah ?

NITRIT DALAM BAYAM, AMANKAH?
www.facebook.com/wiedharry

Keluarga saya sangat menyukai sayur bening bayam. Tetapi saya pernah mendengar bahwa sayur bayam itu kurang baik bagi anak balita karena mengandung nitrit. Mohon dijelaskan apa itu nitrit, dan bagaimana dampaknya untuk kesehatan jika dikonsumsi?
Ny. Dhani – Bandung

Senyawa nitrit adalah senyawa kimia yang biasanya terlibat dalam proses pengolahan daging (misalnya pembuatan kornet kalengan). Fungsi senyawa ini untuk membentuk warna merah muda yang stabil, juga sebagai pengawet dan pembentuk aroma. Nitrit secara alami juga terkandung di dalam sayuran bayam, karena unsur nitrogen (N) dan nitrit tersebut sangat diperlukan dalam pembentukan zat hijau daun (kolorofil).

Di dalam saluran pencernaan, nitrit memang dapat bersifat racun. Hal ini disebabkan karena kemampuan nitrit menyerap senyawa nitroso (NO) yang terserap dalam darah, kemudian mengubah haemoglobin darah menjadi nitrose haemoglobin (methaemoglobin) yang tidak mampu lagi mengikat oksigen.



Di dalam darah yang normal, kandungan methaemoglobin cuma sebesar 1%. Dengan adanya nitrit, kandungan methaemoglobin akan meningkat menjadi sekitar 10-20%. Akibatnya, kemampuan (darah) untuk mengikat oksigen menjadi terganggu.

Keadaan kelebihan methaemoglobin dalam darah seseorang disebut methaemoglobinemia. Penderitanya akan terlihat pucat, kulit kebiruan, dan sesak napas. Anak balita umumnya lebih sensitif terhadap nitrose haemoglobin daripada orang dewasa karena haemoglobin balita peka terhadap nitrit. Di samping itu, jumlah enzim methaemoglobin reduktase (enzim yang dapat mereduksi methaemoglobin) pada balita terbatas, sedangkan pada orang dewasa jumlahnya cukup banyak, sehingga methaemoglobin yang terbentuk dapat dengan mudah direduksi menjadi haemoglobin kembali oleh enzim methaemoglobin reduktase. Dengan demikian, darah pun menjadi normal kembali dalam fungsinya mengangkut oksigen.

Kendati demikian, Ibu Dhani tidak perlu khawatir karena jumlah nitrit yang mungkin terkandung dalam bayam relatif kecil dibanding dalam produk olahan hewani yang biasanya sengaja ditambahkan senyawa nitrit. Lagi pula, karena berbagai tahapan pengolahan dalam proses pemasakan, kandungan nitrit dalam bayam kemungkinan sudah berkurang jumlahnya.
(Ir. Darti Nurani)

Dikutip dari Rubrik INFO KITA: SEPUTAR PANGAN, Majalah FEMINA 28/XXV/1997 hal. 15


ULASAN WIED HARRY:
Selama ini sangat banyak pertanyaan datang pada saya mengenai hal tersebut. Tak sedikit Sahabat Sehat – terutama yang memiliki anak-anak balita – takut memasak bayam dan/atau takut memberikan sayuran bergizi ini (kaya serat, kalsium, zat besi, betakaroten) kepada anak-anaknya, karena takut “keracunan nitrit”. Anehnya, mereka tidak pernah sedikit pun gelisah ketika memberikan sosis, daging kalengan, daging asap, dan produk hewani kemasan lainnya kepada anak-anaknya. Padahal, kandungan nitrit (sintetis) dalam produk hewani tersebut justru jauh lebih besar daripada nitrit (alami) yang terdapat dalam bayam.

Nah kandungan nitrit dalam produk hewani kemasan itu, sudah kandungannya lebih besar, sintetis pula. Bahan apa pun yang sintetis, direspon tubuh sebagai bahan asing yang harus segera dibuang (melalui hati dan ginjal). Artinya, hati dan ginjal harus bekerja lebih keras. Jika frekuensi kerja kerasnya ini terus-menerus – karena anak-anak kita terlalu sering mendapatkan makanan mengandung bahan tambahan sintetis, maka hati dan ginjalnya akan lebih cepat aus. Akibatnya, anak-anak kita berisiko lebih tinggi mendapatkan gangguan kesehatan akibat gangguan fungsi hati dan/atau ginjal pada usia lebih muda. Contohnya dislipidemia (lonjakan kadar kolesterol/trigliserida, hipertensi, dll).

Kesimpulannya: masak bayam baik-baik saja dan memberikannya kepada anak-anak lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar