Halaman

Kamis, 08 Maret 2012

Karier Makanan Sehat Alami



Berawal sering mengunjungi blog Bunda Aya di pertengahan 2010 dan mengagumi menu makanan Aya yang berwarnawarni seperti pelangi berbanding terbalik dengan Haura yg kadang hanya nasi+ayamgoreng, nasi+telurceplok, nasi+sosis #tepokjidat. Saat Haura berumur 18 bulan sempat GTM berat, akhirnya saya hanya berpikir 'ah yang penting makan dan kenyang' dan saya pun sempat memberikan susu ped****re  sebagai solusi dengan harapan untuk memenuhi gizi Haura.  Saat Haura tidak mau makan tetapi ia mau minum susu saya merasa tenang tapi ternyata itulah kesalahan terbesar saya, hal tersebut malah memperparah GTMnya Haura selama ini saya salah kaprah. Alhamdulillah saya hanya sempat memberikan susu tersebut selama satu bulan karena tersadar setelah membaca tulisan Ibu Mia Sutanto, buku Pak Wied Harry dan beberapa artikel tentang gizi berimbang. 


Sedih, bingung, pusing setelah tahu bahwa pola makan Haura yang sangat sangat sangat berantakan. Saya jadi kembali teringat saat masa awal MPASI Haura, walaupun niat memberikan MPASI homemade itu besar tapi karena ilmu yang saya tahu sedikit sekali jadinya tidak maksimal. Saya ingat sekali saat itu Haura genap 6 bulan berdasarkan buku yang saya baca, resepnya tepung beras+susu formula  saat itu saya memakai tepung beras untuk membuat kue dan membeli susu formula (pdhl Haura konsumsi ASI ) hanya selang beberapa menit Haura muntah-muntah hebat. Akhirnya karena ketidaktauan saya dan mendapat masukan dari beberapa teman setelah kejadian tersebut saya memberikan biskuit bayi selama 2 minggu lalu lanjut dengan membuat sendiri MPASInya. Dan saya pun melakukan kesalahan kembali karena keasyikan dan terserang virus ‘malas’ walalupun sudah berhomemade ria memberikan makanan sehat alami saya keasyikan memblender makanannya, masalah kembali datang sampai berumur 15 bulan Haura tidak bisa mengunyah dengan baik untuk memakan nasi utuh  harus diblender.  Itulah mengapa niat dan ilmu harus ada , niat tanpa ilmu tidak akan berhasil begitu juga sebaliknya. 




Apa yang saya tanam itu yang saya tuai,  ketika Haura  menginjak umur 2 tahun karena kurang beragamnya sayuran dan kurangnya konsumsi buah, Haura tidak menyukai sayuran dan buah. Saya perhatikan juga daya tahan tubuh Haura tidak bagus gampang sekali tertular dan terserang batukpilek. Saat itu saya sedang mengandung anak ke-2 saya dan saya bertekad untuk mengembalikan pola makan Haura agar mau memakan sayur dan buah sebelum adiknya lahir. Setelah tanya sana-sini dan saya memang banyak ngobrol dengan Bunda Aya, saya benar-benar penasaran bagaimana Aya bisa dengan sukarelanya memakan sayuran yang hanya dikukus. Saya pun diberi tahu tentang Pak Wied Harry, saya beli buku-bukunya saya ikut milisnya dan saya baca beberapa artikelnya, saya pun sempat mengikuti kursus online beliau. 


Saya terinspirasi Tata Bonita sang master Bento, saya pun membuat makanan Haura seperti 'Bento' ala Jepang. Dimakan ? tentu tidak hanya diacak-acak sodara-sodara T____T. Tanpa bosan-bosannya saya terus menyajikan makanan ala Bento walaupun kadang hanya diacak-acak dan dipilih sayurannya. Hal ini sempat membuat saya sedikit frustasi tapi saya tidak  menyerah dan malah akhirnya karena keterpaksaan tersebut saya berbalik mencintai kegiatan menyusun makanan ala 'Bento'. Dengan menyusun makanan ala Bento benar-benar menstimulasi hormon oksitosin dalam tubuh saya ^_^.


Saya terpikir untuk menyembunyikan sayuran tersebut dalam menu Haura, langkah pertama 

1. sayuran di haluskan lalu dicampurkan ke nasi, adonan nugget, adonan bakso, cake, puding dll

2. beberapa minggu tekstur sayuran saya buat agak kasar dengan dirajang kecil-kecil

3. campuran sayuran selanjutnya  dirajang agak besar

4. dannnnn tibalah waktunya Haura mau makan sayuran dalam bentuk utuh

Teringat sekali saat itu pagi hari saya menanyakan menu apa yang Haura inginkan
"Kakak mau makan  apa ?" "Aku mau makan pumpkin sama bayam mam"

#shock ya untuk pertama kalinya ia meminta sayuran, rasanya saya ingin meneteskan air mata bahwa perjuangan saya tidak sia-sia. Selama 4 bulan saya melakukan 'terapi makan sayur' pada Haura, emosi saya pun dibuat naik turun #elusdada.




yummy


Saya tidak ingin jatuh ke lubang yang sama, saya terus belajar tentang makanan yg sehat itu seperti apa. Saya kurangi asupan gula pada Haura , konsumsi gluten pun saya batasi minimal 3 hari sekali, produk olahan seperti sosis dan kemasan saya singkirkan, pemakaian santan selalu santan segar tidak ikut didihkan, untuk menumis/ menggoreng tidak saya gunakan mentega lagi, membuat pudding pun memasukkan buah tidak seperti dulu yang ikut didihkan, dll. Huaaaaa Banyak sekali perubahan yang saya lakukan , semuanya demi keluarga khususnya Haura saat itu.  i'm not a cook nor chef, i'm just an ordinary mom who loves to cook for my husband, my daughter & son




pure pear
Pelan-pelan saya pun memberikan buah-buahan sesaat setalah bangun tidur berupa jus atau buah potong, tidak lupa kami selalu mencontohkan makan sayuran dan buah dengan lahap di depan Haura. Sebelum tidur saya selalu ceritakan tentang manfaat sayuran dan buah pada Haura, ibarat iklan yang terus kita lihat dan dengar setiap hari saya berharap manfaat sayuran dan buah pun tertanam pada Haura. Untuk beberapa orang mungkin terdengar dan terlihat aneh karena menurut mitos makan buah dengan perut kosong akan membuat sakit perut, tapi kenyataannya tidak. Untuk ‘kegiatan’ kami yang satu ini cukup mendapat pertentangan di lingkungan sekitar, “Pagi ko dikasi makan buah” “Teganya sarapan dikasi buah” , “Anaknya nanti diare” , tapi Alhamdulillah kami tidak merasakan apa yang ditakuti orang-orang sekitar yang ada kami merasa tubuh lebih fresh. Anak peniru ulung , kalau menginginkan anak berbuat baik maka  orang tua harus mencontohkannya begitu juga dengan makanan bagaimana mungkin anak akan makan makanan yg sehat jika Ayah Ibunya tidak mencontohkan, saatnya berintrospeksi diri RIGHT ?





suapan pertama


24 Maret 2011 hadirlah  bayi laki-laki yang kami beri nama Hanif Asyadda Wibowo, untuk Hanif persiapan memberikan ASI dan MPASI nya lebih maksimal dibandingkan Haura. Saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama, saya belajar dari kesalahan yg telah saya perbuat dulu karena minimnya ilmu, pengetahuan dan informasi yg saya dapat. Saat hamil saya rajin mengikuti Kelas Edukasi AIMI , buku-buku tentang MPASI pun tidak lupa saya beli dan baca sampai tamat, perlengkapan MPASI  saya beli dengan lengkap walaupun kenyataan di lapangan beberapa  perlengkapan MPASI banyak yg tidak terpakai.




Tim Beras hitam kecipir wortel ikan putih
24-Oktober 2011 Hanif lulus ASI eksklusif dan mulai makan untuk pertama kalinya, hari pertama saya memperkenalkan pure pear Alhamdulillah langsung habis tanpa ada keulitan sedikitpun saat menyuapi. Setiap bahan makanan saya tes selama 3 hari jika tidak ada reaksi alergi saya nyatakan lulus dan saya catat agar tidak lupa. Memasuki umur 7 bulan Hanif mulai makan bubur lembut, nah untuk penyajian  saya mengikuti saran dr.Purnamawati dengan memisahkan bahan makanan tidak dicampur aduk dan dicampur jadi satu. Tujuannya agar anak mengenal rasa masing-masing makanan sehingga rasanya enak dan jelas juga lebih cantik dan menarik. Sebelumnya saya ragu apakah saya akan sempat menyiapkan makanan yg terpisah-pisah mengingat tidak ada ART yang membantu tapi dengan berjalannya waktu alhamdulillah semua terhandle dengan baik. Saya ingin membuktikan MPASI homemade/memberikan makanan sehat alami itu tidak repot, insyaAllah kalau ada niat pasti ada jalan. 

Hal yang paling penting dalam pembelajaran kali ini adalah  belajar berempati. Berempati dengan tidak mengukur ambang cita rasa bayi yang masih sangat sensitif dengan ambang cita rasa kami. Bayi tidak mengenal kurang gurih, kurang asin, kurang manis seperti ketakutan para orang tua khususnya ibu yang tidak PD memberikan makanan no gulgar pada bayinya. Dahi saya mengernyit saat melihat Hanif dengan lahapnya memakan kecipir kukus dan ikan lele kukus tanpa tambahan gula garam sedikit pun. Tapi ya itu terjadi, bayi memang masih sangat sensitif ^_^. 


Pagi hari saya menyiapkan jus atau buah potong dan menu sarapan karbo yang simple, Alhamdulillah ada teman yg berbaik hati juga yang memberikan saya Slow Cooker, jadi pagi hari sebelum mengantar Haura sekolah saya masak bubur untuk Hanif walalupun terkadang karbo tidak hanya dari beras bisa dari bahan lainnya seperti kentang, singkong, ubi, dll. Saat pukul 11 siang setelah menjemput Haura sekolah saya menyiapkan sayuran lauk untuk makan siang , karena kebiasaan saya selalu menyiapkan makanan sesaat sebelum dimakan terutama sayuran. Untuk mempermudah bisa dibuatkan jadwal masakan baik untuk MPASI dan makanan utk dewasa sehingga saat belanja pun sudah terbayang apa saja yang akan di masak per hari itu. Tidak lupa selalu meyiapkan bumbu bawang (bawang putih+bawang merah dihaluskan lalau digoreng), ini sangat membantu sehingga waktu memasak menu kakak / dewasa menjadi lebih cepat.




Memasuki umur 8 bulan kegiatan memasak MPASI lebih seru karena ada penambahan protein, yang paling seru saat saya harus berhadapan dengan si ikan lele, rasanya mau pingsan saat saya menyentuh badan ikan yg licin sekali dan bentuknya yang menjijikan seperti ular tapi demi anak-anak saya rela detak jantung saya berdetak lebih cepat #lebayy . Tidak terasa Hanif sudah 11 bulan makanannya sudah mulai cincang kasar tidak dihaluskan kembali, ia sedang belajar mengunyah. 



Waktu
MENU MAKANAN
Hanif
Haura
Papap+Mamam
pagi
jus pepaya jeruk
kabocha kukus
kabocha kukus
Pepaya potong porsi besar 
telur rebus
camilan
buah
siang
steam/kukus ikan
ikan bakar
ikan bakar+sambal
sayur kangkung
tahu goreng
tahu goreng
tomat rebus
sayur kangkung
tumis kangkung rawit
camilan
jagung rebus
malam
tahu kukus
tumis tahu buncis
buncis rebus


Ya entah mengapa saya sangat menikmatinya , mungkin bagi beberapa orang merasa kerepotan mengurus dua balita tanpa bantuan siapapun tapi Alhamdulillah sampai sekarang tidak menemukan kendala yang berarti walaupun kadang saya merasa jenuh tapi jika melihat senyum dan lahapnya mereka memakan makanan yang saya sajikan semua rasa jenuh, lelah itu hilang seketika. Saya hanya berdoa agar saya selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT agar selalu bisa menyiapkan makanan sehat alami untuk suami dan kedua anak saya.


Kami merasakan sendiri semenjak pola makan anak-anak teratur dan tidak 'sembarangan' daya tahan tubuh mereka bagus selain karena Haura yang mendapatkan ASI selama 26 bulan dan Hanif yg masih ASI sampai saat ini. Tidak cukup puas dengan diri sendiri saya pun berusaha mengajak dan mengingatkan beberapa teman yang lain, tujuan saya hanya satu agar mereka tidak melakukan kesalahan seperti saya.  Kondisi beberapa teman yang dengan santainya tidak memberikan makanan pada anaknya karena anaknya tidak mau makan hanya mau minum susu formula, atau konsumsi bahan kemasan setiap hari atau para bayi berumur 4 bulan yang sudah diberi makanan instan membuat saya sedikit gemes. Ternyata tidak mudah juga memberikan masukan, mengingatkan apalagi saya hanya seorang Ibu Rumah Tangga biasa dengan background bukan dari kesehatan. Mindset masyarakat yang sangat mengagungkan susu formula dan makanan kemasan itu susah sekali diluruskan, belum lagi iklan makanan kemasan dan susu formula yang sangat gencar baik di media elektronik dan media cetak. Belum lagi sampai saat ini saya merasakan kurangnya dukungan pemberian ASI dan MPASI homemade  di tempat saya tinggal. Saya pun berangan-angan dan bermimpi bisa menghadirkan para konselor laktasi atau ahli gizi di kota kecil tempat saya tinggal ini, saya berharap jika seorang pakar yg menjelaskan mungkin para ibu jadi terbuka pikirannya.


Alhamdulillah setelah tanya sana-sini dan mengajukan usulan ke Persatuan Istri Karyawan tempat suami saya bekerja, akhirnya tanggal 19 Februari 2011 Bapak Wied Harry mengadakan talkshow dan demo makanan sehat di kota tempat saya tinggal. Hasilnya sungguh luar biasa di luar perkiraan para ibu sangat antusias sekali mengikuti acara tersebut dan sudah bisa ditebak banyak yang terkaget-kaget dengan penjelasan Pak Wied Harry. Selesai acara saya mendengar para peserta langsung berbelanja buah-buahan dan sayuran, perasaan saya senang bahagia rasanya seharian itu saya ingin tersenyum setiap saat. Saya masih punya mimpi semoga virus ASI ,MPASI dan Toddlerfood homemade bisa tersebar di Bumi Batiwakal ini (red : Berau). Semoga suatu saat nanti AIMI bisa mengadakan kelas edukasi di sini dan Pak Wied Harry bisa mengadakan Talkshow dan demo makanan sehat lagi dengan peserta masyarakat luas. Saya tidak ingin sendirian saya ingin semua terserang 'virus makanan alami’ 


Memberikan makanan instan memang sangat mudah hanya menyeduhnya dengan air panas tidak butuh waktu yang lama dan perlengkapan yang ‘rempong’ tapi saya lebih tidak tega membayangkan betapa ‘rempong’nya pencernaan anak-anak mengolah segala macam food additives di dalam nya. Memberikan makanan sehat yang alami adalah sebuah investasi besar untuk anak, hasilnya akan sangat terasa saat mereka tumbuh besar dan dewasa.  Ber’homemade’ria  sangat membutuhkan niat dan ilmu, niat tanpa ilmu tidak akan bisa, ilmu tanpa niat pun tidak akan jalan. Menjadi seorang ibu harus terus belajar belajar dan belajar …. Karier memberikan makanan sehat alami pada anak (dan mendidik anak) adalah sebuah karier sekali lewat dalam seumur hidup. Tidak pernah dikejar ulangkutipan Wied Harry yang selalu membuat saya bersemangat setiap harinya ^_^



Haura, Hanif….
Semoga ikhtiar Mam&Pap saat ini, kelak bisa menjadi bekal yang memadai, saat kalian besar nanti…..Aminnnnn  

Happy Healthy Cooking ^_^